Merumuskan Masalah/Gap, Tujuan, dan Kebaruan (Novelty) Penelitian



Mengamati Masalah dan Merumuskan Tujuan Penelitian

Mengamati masalah dan merumuskan tujuan penelitian merupakan langkah awal yang sangat penting dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah. Dengan melakukan observasi dan analisis masalah yang tepat, peneliti dapat mengidentifikasi topik yang relevan dan memiliki nilai untuk diteliti lebih lanjut. Sementara itu, tujuan penelitian memberikan arah dan fokus untuk memecahkan masalah yang telah diidentifikasi.

 

1. Mengamati Masalah dalam Penelitian

Mengamati masalah adalah tahap awal di mana peneliti mengenali fenomena atau isu yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Observasi masalah dilakukan dengan cara mengamati lingkungan, mempelajari literatur, atau berinteraksi dengan individu atau kelompok yang mungkin terkait dengan topik penelitian. Mengamati masalah ini dilakukan agar peneliti mendapatkan pemahaman yang jelas tentang apa yang perlu diselidiki.

Langkah-langkah dalam mengamati masalah adalah:

  • Mengidentifikasi Gejala atau Fenomena: Peneliti mengamati berbagai gejala atau fenomena yang ada di sekitar atau yang terjadi pada suatu kelompok tertentu.
  • Menganalisis Kejadian atau Kondisi: Melalui pengamatan dan pembacaan literatur, peneliti mencoba menganalisis dan memahami penyebab serta dampak dari kejadian tersebut.
  • Mengumpulkan Informasi Tambahan: Selain observasi langsung, peneliti juga bisa membaca jurnal, buku, artikel, atau penelitian lain yang relevan untuk mendapatkan gambaran lebih mendalam tentang masalah tersebut.

Contoh: Jika seorang siswa melihat bahwa banyak temannya yang sering menggunakan media sosial saat belajar, ia bisa mengamati apakah ada pengaruh dari media sosial tersebut terhadap konsentrasi dan hasil belajar teman-temannya.

 

2. Menetapkan Kriteria Masalah yang Baik untuk Diteliti

Tidak semua masalah dapat menjadi objek penelitian ilmiah. Sebuah masalah yang baik untuk diteliti perlu memenuhi beberapa kriteria, antara lain:

  • Relevan: Masalah tersebut harus relevan dengan bidang atau topik yang ingin diteliti.
  • Dapat Diteliti: Masalah tersebut harus dapat dipecahkan atau dipelajari dengan menggunakan metode penelitian tertentu.
  • Signifikan: Masalah yang dipilih sebaiknya memiliki dampak yang cukup besar atau memberikan kontribusi penting bagi bidang tertentu atau masyarakat luas.
  • Tersedia Data yang Cukup: Masalah tersebut harus memungkinkan peneliti mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan untuk penelitian.

 

3. Merumuskan Tujuan Penelitian

Setelah masalah ditentukan, langkah berikutnya adalah merumuskan tujuan penelitian. Tujuan penelitian berfungsi sebagai panduan yang menjelaskan hasil yang ingin dicapai oleh peneliti. Tujuan penelitian harus jelas dan spesifik agar arah penelitian menjadi terarah dan mudah dipahami.

Dalam merumuskan tujuan penelitian, perlu diperhatikan beberapa aspek berikut:

  • Spesifik dan Terukur: Tujuan harus menggambarkan apa yang ingin dicapai secara konkret, misalnya dengan menggunakan kata kerja seperti "mengidentifikasi," "menganalisis," "mengukur," atau "membandingkan."
  • Berkaitan Langsung dengan Masalah: Tujuan penelitian harus sesuai dengan masalah yang diidentifikasi.
  • Realistis: Tujuan yang dirumuskan perlu realistis dan sesuai dengan jangkauan penelitian.

Contoh rumusan tujuan penelitian:

  • Jika masalah yang diamati adalah tentang pengaruh media sosial terhadap konsentrasi belajar siswa, tujuan penelitian bisa dirumuskan sebagai berikut: “Mengidentifikasi pengaruh penggunaan media sosial terhadap tingkat konsentrasi belajar siswa kelas 9 di SMP XYZ.”
  • Jika masalahnya berkaitan dengan kesadaran siswa dalam menjaga lingkungan, tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai: “Menganalisis tingkat kesadaran siswa kelas 8 SMP XYZ terhadap pengelolaan sampah plastik di lingkungan sekolah.”

 

4. Menemukan Kebaruan (Novelty) dalam Penelitian

Kebaruan atau novelty dalam penelitian merujuk pada aspek unik atau kontribusi baru yang dihasilkan oleh penelitian terhadap pengetahuan atau praktik yang sudah ada. Menemukan kebaruan penting dalam penelitian karena menunjukkan bahwa penelitian tersebut menawarkan wawasan atau solusi baru yang belum pernah ada sebelumnya, atau memberikan pendekatan baru pada topik yang sudah diteliti sebelumnya.

Kebaruan membuat penelitian lebih bermakna dan berharga, karena:

  • Menambah Pengetahuan Baru: Penelitian dengan kebaruan menyumbangkan informasi, teori, atau temuan baru yang dapat digunakan untuk pengembangan ilmu lebih lanjut.
  • Menyelesaikan Masalah yang Belum Terpecahkan: Kebaruan dalam penelitian seringkali membantu mengatasi masalah atau menjawab pertanyaan yang sebelumnya belum ditemukan solusinya.
  • Meningkatkan Daya Saing Penelitian: Penelitian yang unik dan relevan biasanya lebih diperhatikan oleh akademisi, praktisi, atau lembaga tertentu karena memberikan kontribusi yang lebih besar.

 

5. Cara Menemukan Kebaruan dalam Penelitian

Menemukan kebaruan dalam penelitian dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut:

  • Melakukan Kajian Literatur yang Mendalam: Kajian literatur membantu peneliti mengetahui hasil-hasil penelitian yang sudah ada, sehingga dapat diidentifikasi aspek yang belum diteliti atau masalah yang belum terpecahkan.
  • Mengidentifikasi Celah Penelitian (Research Gap): Celah penelitian adalah bagian dari topik yang masih jarang atau belum dibahas dalam penelitian sebelumnya. Ini bisa berupa metode yang belum pernah dipakai, objek yang belum pernah diteliti, atau masalah yang belum pernah diselesaikan.
  • Memodifikasi atau Mengembangkan Teori yang Ada: Kebaruan bisa diperoleh dengan cara mengembangkan teori atau model yang sudah ada menjadi lebih relevan dengan situasi atau konteks tertentu.
  • Mengambil Pendekatan Baru: Kebaruan juga bisa diperoleh dengan menggunakan pendekatan atau metode baru untuk meneliti topik yang sama. Misalnya, menggunakan metode survei online untuk penelitian yang sebelumnya hanya dilakukan melalui wawancara langsung.
  • Meneliti Populasi atau Konteks yang Berbeda: Penelitian yang sudah ada bisa ditindaklanjuti dengan mempelajarinya dalam konteks atau populasi yang berbeda. Misalnya, meneliti dampak media sosial pada perilaku siswa di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan.

 

6. Langkah-Langkah Menerapkan Kebaruan dalam Penelitian

Untuk memastikan kebaruan dalam penelitian, ikuti langkah-langkah berikut:

  • Bandingkan dengan Penelitian Terdahulu: Identifikasi perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang sudah ada, baik dalam hal topik, metode, atau konteks.
  • Formulasi Pertanyaan atau Hipotesis yang Berbeda: Berdasarkan kajian literatur dan gap penelitian, formulasi pertanyaan atau hipotesis baru yang belum pernah diajukan sebelumnya.
  • Pilih Metode atau Instrumen Baru: Pilih metode atau instrumen yang belum digunakan dalam penelitian sejenis untuk memberikan sudut pandang atau hasil yang berbeda.


7. Contoh dalam Berbagai Topik Penelitian

Berikut adalah contoh penerapan mengamati masalah dan merumuskan tujuan penelitian pada berbagai topik:

- Contoh 1: Game Daring Terhadap prestasi Belajar Siswa

  • Masalah: Banyak siswa yang menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain game daring yang dapat mengganggu kegiatan belajar.
  • Tujuan Penelitian: Menganalisis dampak penggunaan game daring terhadap prestasi belajar siswa kelas 7 di SMP ABC.
  • Penelitian Sebelumnya: Penelitian sebelumnya mengkaji dampak game daring terhadap prestasi siswa.
  • Kebaruan yang Ditemukan: Menganalisis efek jenis permainan edukatif dalam aplikasi seluler terhadap keterampilan berpikir kritis siswa.

 

- Contoh 2: Program Kebersihan Sekolah Terhadap Kebiasaan Membuang Sampah Sembarangan

  • Masalah: Siswa sering membuang sampah sembarangan di lingkungan sekolah meskipun telah disediakan tempat sampah.
  • Tujuan Penelitian: Mengukur efektivitas program "Kebersihan Sekolah" terhadap kebiasaan membuang sampah siswa di SMP DEF.
  • Penelitian Sebelumnya: Penelitian mengenai kesadaran lingkungan siswa SMP tentang pengelolaan sampah plastik.
  • Kebaruan yang Ditemukan: Meneliti efektivitas program penanaman pohon berbasis teknologi yang melibatkan siswa untuk meningkatkan kesadaran mereka akan lingkungan.

 

- Contoh 3: Analisis Faktor Minat Siswa SMP Terhadap Kegiatan Wirausaha di Sekolah

  • Masalah: Siswa tidak banyak yang tertarik untuk mengikuti kegiatan wirausaha di sekolah.
  • Tujuan Penelitian: Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa SMP dalam mengikuti kegiatan wirausaha di sekolah.
  • Penelitian Sebelumnya: Penelitian tentang minat siswa dalam kegiatan kewirausahaan di sekolah.
  • Kebaruan yang Ditemukan: Meneliti pengaruh media sosial sebagai platform bagi siswa untuk mempromosikan produk kreatif mereka secara digital, serta dampaknya pada keterampilan pemasaran mereka. 

 

- Contoh 4: Analisis Media Sosial Terhadap Interaksi Siswa Kelas 8 di SMP GHI

  • Masalah: Interaksi sosial siswa menurun karena lebih sering berkomunikasi melalui media sosial.
  • Tujuan Penelitian: Mengidentifikasi dampak media sosial terhadap interaksi sosial siswa kelas 8 di SMP GHI.
  • Penelitian Sebelumnya: Pengaruh media sosial terhadap interaksi sosial siswa.
  • Kebaruan yang Ditemukan: Menganalisis dampak konten edukatif di media sosial terhadap perilaku siswa dalam berkomunikasi di dunia nyata.

 

- Contoh 5: Pengaruh Program Pengenalan Budaya Lokal Berbasis AR Terhadap Peningkatan Pemahaman Siswa

  • Masalah: Siswa kurang memahami budaya tradisional daerah setempat.
  • Tujuan Penelitian: Menganalisis pengaruh program pengenalan budaya lokal terhadap pemahaman siswa tentang budaya tradisional di SMP JKL menggunakan Augmented Reality (AR).
  • Penelitian Sebelumnya: Program sekolah yang mengajarkan budaya lokal kepada siswa.
  • Kebaruan yang Ditemukan: Mempelajari efektivitas penggunaan teknologi Augmented Reality (AR) dalam pembelajaran budaya tradisional untuk siswa SMP.


No comments:

Post a Comment